KEGIATAN MONITORING PBA TAHUN 2014
Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Sunindyo bangga kepada
masyarakat yang bisa membaca dan menulis dengan mengikuti program
Pengentasan Bebas Buta Aksara yang diselenggarakan Kodam IV/Diponegoro
dengan Pemerintah Daerah. “Yen bisa maca, bisa weruh donya. Yen bisa
ngitung ora kena penthung. Jadi, masyarakat tidak lagi ditipu yang lain.
Kalau semua bisa baca dan hitung-hitungan, Jawa Tengah makin maju,
Indonesia makin hebat,” ungkap Mayjen TNI Sunindyo pada Monitoring
Program Pengentasan Buta Aksara Kodam IV/Diponegoro yang berlangsung di
Pendapa Kabupaten Kendal, Sabtu (16/8).
Pada kesempatan ini juga disampaikan ucapan terima kasih kepada para
tutor dan masyarakat yang telah antusias dalam mensukseskan program
Pengentasan Bebas Buta Aksara.
Hal senada juga disampaikan Komandan Kodim 0715/Kendal Letkol Kav
Wiratno SH. Menurutnya, kegiatan pemberantasan buta aksara dilakukan
untuk membantu pemerintah daerah dalam menurunkan angka buta aksara di
pedesaan, daerah terpencil dan tertinggal. Dengan begitu masyarakat juga
dapat berperan aktif dalam pembangunan dan menyelesaikan tantangan yang
ada di wilayahnya. Di Kabupaten Kendal pengentasan buta aksara
diberikan pada 630 orang yang tersebar di 13 kecamatan.
Metoda pembelajaran yang digunakan yakni teori dan praktik membaca,
menulis, berhitung. Materinya disesuaikan dengan kurikulum keaksaraan
dasar, antara lain mengenal huruf dan angka, kecakapan baca, tulis,
hitung, serta pemahaman cinta tanah air dan bela Negara.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo memberikan
apresiasi positif terhadap kegiatan yang diselenggarakan Kodam
IV/Diponegoro. Kegiatan tersebut merupakan bentuk kerja sama yang mesti
terus didorong untuk mendukung program pembangunan. Apalagi di tengah
persaingan global yang semakin ketat di mana ketertinggalan harus
dikejar dengan cepat. Di satu sisi buta aksara ditemukan, tapi di sisi
lain anak TK/SD juga pintarnya melebihi yang diperkirakan.
Agar dapat lebih cepat mengentaskan buta aksara, Gubernur meminta
masyarakat yang sudah mahir membaca dikelompokkan dalam ikatan alumnus,
yang selanjutnya mengajarkan pada mereka yang buta aksara tanpa menunggu
program pemerintah maupun TNI. Dengan penguasaan membaca dan berhitung,
diharapkan mereka bisa mempelajari berbagai hal.
“Jadi semacam ToT, training of trainers. Dinas bisa mengambil alih
mendorong mereka menjadi pioner untuk menggelindingkan ini. Sinau mboten
enten umure. Sampai tuwek teklek, sinau ampun mandek. Sehingga harapan
menjadi baik. Donya muter cepet, nek nggak bisa maca diapusi,” ujar
Gubernur.
Bupati Kendal dr. Widya Kandi Susanti MM mengakui masih ada
masyarakat yang buta aksara. Untuk itu, menyambut baik pemberantasan
buta aksara yang diprakarsai Kodam IV/Diponegoro. Program tersebut
sejalan dengan Gerakan Kendal Cerdas, yang diharapkan dapat mencetak
sumber daya manusia (SDM) yang siap bersaing di era global. Terlebih
dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Usai acara penutupan, Pangdam IV/Diponegoro dan Gubernur Jateng
menyerahkan surat keterangan kepada masyarakat yang telah berhasil
mengikuti program Pengentasan Buta Aksara.
Hadir pada acara tersebut, Kapolda Jateng Irjen Pol Drs. Noer Ali,
para Bupati Kendal beserta unsur FKPD, Komandan Kodim 0715/Kendal,
Kepala Dinas Terkait, serta para alim ulama, tokohmasyarakat, tokoh
pemuda dan LSM.
Pada
hari sabtu tanggal 16 Agustus 2014, Gubenur Prov. Jateng dan Pangdam
IV/Diponegoro didampingi Muspida Kab. Kendal melaksanakan kegiatan
Monitoring PBA di pendopo Kab. Kendal. Kegiatan Monitoring ini merupakan
bentuk sinegritas antara pemerintah daerah dengan Kodam IV/Diponegoro
dalam membantu mengurangi jumlah Buta Aksara di Wilayah Prov. Jateng.
Pada kesempatan ini pula Gubenur juga menyampaikan agar kegiatan ini
dapat menjadi motifasi bagi seluruh Bupati/Walikota untuk bersama-sama
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Pengentasan Buta
Aksara.
Penyelenggaraan
program pengentasan Buta Aksara TA 2014 diharapkan dapat membantu
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dalam peningkatan
SDM terutama bagi masyarakat yang Buta Aksara dengan tujuan untuk
mengurangi jumlah angka bagi masyarakat yang Buta Aksara di pedesaan,
daerah terpencil, tertinggal dan belum dapat dijangkau oleh Pemda atau
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di daerah.
SASARAN.a. Menurunnya angka jumlah penduduk yang buta aksara (membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia).
b. Meningkatkan peran serta prajurit dan Satuan jajaran Kodam IV/Diponegoro untuk berpartisipasi dalam membantu pemerintah di bidang Pemberantasan Buta Aksara.
c. Menumbuhkan Semangat Kebangsaan, Bela Negara, Cinta Tanah Air, Wawasan Kebangsaan, Nasionalisme bagi Pemuda dan Pemudi generasi bangsa di daerah.
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan non formal.
e. Agar masyarakat mempunyai keterampilan untuk menghadapi tantangan dan mencari penyelesaian permasalahan dalam kehidupan.
PRINSIF- PRINSIF
Untuk terselenggaranya program pengentasan Buta Aksara di daerah sasaran mengutamakan prinsip-prinsip :
a. Terpadu, terintegrasi dan lintas sektoral. Senantiasa harus terpadu dan terintegrasi dalam menunjang program pembangunan daerah mempersyaratkan adanya kesatuan arah maupun usaha dari aparat yang berwenang.
b. Prioritas. Bahwa penentuan daerah sasaran maupun obyek binaan harus sudah didasarkan pada pertimbangan atau faktor-faktor yang membatasi seperti : tingkat kepentingan, kemampuan sarana, dana maupun situasi daerah.
c. Musyawarah. Kegiatan pada hakekatnya harus menunjang program pembangunan daerah dimana akan melibatkan instansi yang terkait, maka dalam penentuan obyek maupun tata cara pelaksanaannya haruslah dimusyawarahkan terlebih dahulu.
d. Membantu. Program yang dilaksanakan oleh TNI senantiasa bersifat membantu dan tidak mengambil alih tanggung jawab Pemerintah/Instansi terkait/masyarakat yang berwenang. Begitu pula dimaksudkan untuk tidak mengambil alih atau menghilangkan lapangan kerja pihak lain, maupun tanggung jawab masyarakat untuk membangun lingkungan hidupnya.
e. Daya guna dan hasil guna. Dalam kedudukan TNI sebagai alat Pertahanan Negara dalam menunjang pelaksanaan program pembangunan di daerah, maka pengerahan personel, sarana, dana dan daya disesuaikan dengan kemampuan dan obyek yang digarap.
f. Mengajak (persuasif). Terhadap obyek sasaran melalui pendekatan mengajak/persuasif dan tidak memaksa, sehingga tetap terjaga Kemanunggalan TNI Rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar